Langsung ke konten utama

makalah asosiasi psikologi



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tentang Psikologi yang Dipengaruhi oleh ilmu Pengetahuan Alam (Fa’al) :
Psikologi ini diterangkan secara kausal,fisiologi dihubungkan oleh psikologi. Psikologi yang Dipengaruhi oleh ilmu Pengetahuan Alam,lahir pada abad 17 yang dimulai dengan lahirnya psikologi asosiasi.Dimana cirri psikologi yang dipengaruhi oleh IPA antara lain[1]
1.      Psikologi Unsur
2.      Bersifat menerangkan secara kausal
3.      Menggunakan metode analis sintesis
4.      Sensualitas (indra)
5.      Kurang memperhatikan aktivitas aku
6.      Bersifat kuantitas.
7.      Mekanistis
Jadi Psikologi ini lahir pada tahun 1700-1900. Nah,jadi disini apabila psikologi diatas tahun 1900 bukan psikologi yang dipengaruhi oleh ilmu fa’al,melainkan psikologi modern.
B.     Psikologi yang Dipengaruhi oleh ilmu Pengetahuan Alam
v  Psikologi Asosiasi
Psikologi asosiasi dimunculkan oleh John Locke pada abad ke 17. Pada saat itu psikologi asosiasi menjadi salah satu aliran psikologi yang dipengaruhi secar tidak langsung oleh ilmu pengetahuan alam, khususnya fisika. Metode yang digunakan oleh aliran ini dalam studinya tentang jiwa adalah metode analisis-sintetis.
Menurut aliran ini, jiwa itu terdiri atas unsur-unsur atau kumpulan unsur-unsur atau tanggapan-tanggapan yang berproses menurut hukum-hukum yang pasti. Unsur-unsur jiwa itu seperti tangapan-tanggapan, ingatan dan pengindraan.[2]

Asosiasi ialah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain dan saling mereproduksi. Artinya, apabila yang satu disadari, maka yang lain ikut disadari pula.[3] Sedang reproduksi atau mereproduksi itu sendiri mempunyai pengertian kemampuan jiwa untuk mengeluarkan kembali tanggapan dalam kesadaran,[4] yang berarti muncul dari tanggapan dari keadaan dibawah kesadaran ke dalam keadaan disadari/sadar.[5]
            Dari penjelasan pengertian diatas, maka berlaku hukum asosiasi yang berbunyi: “tanggapan-tanggapan yang terasosiasi satu sama lain itu cenderung untuk saling mereproduksi”[6]. Walaupun dalam asosiasi ada semacam kebebasan, namun pada dasarnya mengikuti hukum-hukum tertentu. Maka psikologi kuno/lama (Berbart dan Aristoteles), menyusun lima hukum asosiasi, sebagai berikut:
Bersifat mekanis:
Hukum I         : Hukum persamaan waktu: tanggapan-tanggapan yang muncul pada saat yang sama dalam kesadaran, akan terasosiasi bersama. Misalnya: benda dengan namanya, kampus dengan jalannya, barang dengan bahayanya, dan lain-lain.
Hukum II        : Hukum perurutan: benda atau peristiwa yang mempunyai perurutan, akan terasosiasi bersama. Misalnya: huruf-huruf alfabet, melodi, sajak, dan lain-lain.
Bersifat logis:
Hukum III      : Hukum persamaan (persesuaian): tanggapan-tanggapan yang hampir sama, akan terasosiasi bersama. Misalnya: potret dengan orangnya, Surabaya dengan Jakarta, lautan dengan lautan pasir, dan lain-lain.
Hukum IV      : Hukum kebalikan (lawan): tanggapan-tanggapan yang berlawanan akan terasosiasi bersama. Misalnya: kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil,gemuk-kurus, dan lain-lain.
Hukum V        : Hukum sebab akibat atau pertalian logis: tanggapan-tanggapan yang mempunyai perkaitan logis satu sama lain, akan terasosiasi bersama. Misalnya: liburan dengan pesiar, musim barat dengan hjan, musim pancaroba dengan penyakit, dan lain-lain.[7]
            Sebaliknya, bagi psikologi modern hanya mengenal satu hukum asosiasi yaitu hukum kontinuitas (berbatasan, berdampingan). Bunyi hukumnya sebagia berikut : “ tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain apabila mereka itu kontinu, berdampingan atau berbatasan satu sama lain, karena timbul persamaan (koeksisten) secara suksesif di dalam kesadaran”.[8]
Asosiasi dipengaruhi oleh:
1.      Keadaan jasmani seseorang
2.      Tipe-tipe seseorang
3.      Keperkuan bereaksi terhadap rangsangan.[9]
Pada proses asosiasi, bisa berlangsung hambatan emosional, berupa: rasa malu, kecemasan, minder, rasa takut, yang menghambat kelancaran proses reproduksi dan asosiasi.[10]
Ada orang-orang tertentu yang selalu mengasosiasikan kata-kata benda dengan kata sifat. Ini merupakan asosiasi atributif.  Contohnya: rumah, buku, air, udara selalu dikaitkan dengan besar, kecil, murah , jernih, biru, dan lain-lain. Biasanya, individu yang bersangkutan suka mengait-ngaitkan tanggapan-tangapannya dengan Aku-nya (diri sendiri).
Pada tipe asosiasi motoris, individu selalu mengaitkan satu benda/orang/peristiwa dengan kata kerja. Misanya: anjing menggonggong, air mengalir, angin bertiup, kamar dibesihkan, dan lain-lain.[11]
Ø  Psikologi  Unsur
Psikologi Unsur  merupakan nama lain,bagian dari dari Psikologi Asosiasi,karena dalam bentuk pendapatannya masih  berc orak asosiasi juga. Namun titik tekan psikologi ini pada anggapan bahwa jiwa merupakan kumpulan dari unsur-kejiwaan ini berdiri sendiri.
Ø  Psikologi Fisiologi
Psikologi Fisiologi adalah Bagian dari psikologi Asosiasi.
Psikologi ini menekankan pada.Karene Fisio berarti bagian dari tubuh.

C.    TOKOH_ TOKOH PSIKOLOGI DEPNGARUHI IPA[12] :

1.      SIR CHARLES BELL (1774-1842)
            Lahir di Edinburgh,scotlandia.terkenal sebagai ahli bedah,anatomi,dan ilmu faal. Penemuannya terkenal dengan susunan syaraf,yang sangat terkenal di Inggris dan Perancis. Bersama FRANS COIS MAGADIE (1783-1885)  ia meneukan dua macam syaraf yakni syaraf sensorik dan motorik. Syaraf sensorik adalah syaraf yang menghantarkan impuls yang deperoleh oleh reseptor dan diteruskan ke susunan syaraf pusat. Motorik adalh syaraf yang menerusakan impuls dari syaraf pusat ke efektor ( jarinagmn penggerak otot)

2.      MARSHALL HALL (1790-1857) & JOHANNES PETER MULLER (1801-1858)
            Seorang sarjana berkebangsaan scotlandia. Penelitian nya tentang Reflex. Tahun 1833 menyatakan bahwa reflex hanya tergantung pda syaraf tulang punggung dan tidak dipengaruhi oleh otak. Sedangkan ,menurut MULLER Reflex dipengruhi oleh otak.HALL membagi 4 macam gerakan tubuh :
1.      Gerakan yang dikehendaki ( Volountary,Movement ) tergantung pada kesadaran dan kegiatan otak.
2.      Gerakan pernafasan (Respiratory,Movement ) tidak atas dasar kehendak dan tergantung pada pusatnya di sum-sum penyambung.
3.      Gerakan yang tidak dikehendaki (involountary movement) tergantung dari kepekaan otot-otot terhadap rangsang.
4.      Gerakan reflex, tergantung hanya pada jaringan syaraf dalam tulang punggung,tidak tergantung pada Otak dan tidak tergantung pula pada kesadaran.

3.      G.FRITSH & E.HITZIG
Tahun 1870 keduanya mengadakan penelitian bahawa kulit otak terdapat pembagian wilayah sehingga terbukti bahwa fungsi tingkahlaku manusia ada di Otak.
4.      HERMAN LUDWIG FERDINAN VON HELMHOLTZ (1821-1894)
Lahir di Postdam Jerman Timur (31-8-1821) dan meninggal di Berlin (1894). Penemuannya adalah hokum energy syaraf  Spesifik bahwa setiap syaraf mempunyai funsi tertentu. Ia juga menemukan kecepatan konduksi cahaya dalam syaraf.
5.      EMIL KRAEPELIN (1856-192)
Penemuannya adalah penyakit Kejiwaan tidak terletak pada jiwa seseorang tetpi disebabkan oleh kelainan ketubuhannya seperti kelainan otak,metabolism factor bawaan dll.
6.      ERNST KRETSCHEMER (1888-1964)
            Mengenai teori tipologi bawaan, Kretschmer mengemukakan bahwa ada hubungan antara bentuk tubuh manusia dan karakternya, Teori ini dapat pula di golongkan sebagai teori phisiogonomi.




Tipe karakter sesuai bentuk tubuh nya masing-masing. Tipe –tipe itu adalah:
1.      Tipe skizotium ,yaitu orang yang berkarakter tertutup,introvert,berkarakter terpecah dan sebagainya, umumnya orang yang tertutup asthenis atau leptosem.
2.      Tipe siklotim, yaitu orang yang mudah berubah ubah perasaanya dan emosinya, umumnya bertubuh piknis.
3.      Tipe viskus yang bertemperament lambat, hati-hati, umumnya berbentuk tubuh atletis.
4.      Orang-orang yang tidak termasuk salah satu golongan diatas, umumnya berbentuk tubuh displatis. Bentuk tubuh orang—orang dari golongan ini memang tidak dapat di masukkan dalam salah satu golongan di atas. Demikian pula karakternya, sulit di kelompokkan ke dalam salah satu tipe karakter di atas.




[1] Dakir, Dasar-dasar Psikologi (Yogyakarta :Pustaka Pelajar.1993) hal.23
[2] Baharudin, Psikologi Pendidikan,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009) hal. 50-51
[3]Abu Ahmadi, WidodoSupriono,PsikologiBelajar,( Jakarta: PT RinekaCipta, 1991)hal. 23
[4]KartiniKartono,PsikologiUmum,(Bandung: MandarMaju, 1996)hal. 59-30
[5]Abu Ahmadi,PsikologiUmum,(Jakarta: PT RinekaCipta, 2003)hal.  68
[6]Kartini kartono, Op.Cit,hal. 60
[7]Ibid.
[8]Abu Ahmadi, Op.Cit
[9]Abu Ahmadi, WidodoSupriyono,Op.Cit, hal. 25
[10]Abu Ahmadi, Op.Cit
[11]Kartini kartono, Op.Cit
[12] Sarlito, berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi (Jakarta : Bulan bintang ) hal 61

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Dakwah Di Asia Tengah, Selatan, India, Pakistan dan Banglades

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Di dunia ini agama yang paling banyak di anut oleh umat manusia setelah agama Kristen yaitu agama Islam. Kita tahu bahwa yang namanya umat Islam tidak hanya di Indonesia saja, akan tetapi di belahan dunia yang lainnya mulai dari dunia bagian barat, timur, utara dan selatan, pasti ada orang-orang yang memeluk agama islam. Sebagaimana yang di ajarkan oleh Nabi Mihammad SAW kepada umatnya, bahwa agama Islam ini adalah agama yang di ridhai olah Allah dan bahkan kita akan selamat di dunia dan di akhirat jika benar-benar kita menjalankan agama Islam. Dengan gagah berani Rasulullah menyebarkan agama Islam ini di tengah-tengah masyarakat jahiliyah yang sangat bengis dan kejam, tapi Rasulullah selalu bersemangat menyebarkan agama Islam ini kepada seluruh umat manusia dan seluruh penjuru dunia. Tadi dikatakan bahwa agama Islam ini untuk seluruh umat manusia maka Allah memerintahkan harus di sebar luaskan ke seluruh umat manusia. Dan ketika

Makalah Sejarah Lahirnya Psikologi

BAB I PENDAHULUAN A.       LATAR BELAKANG Pada dasarnya sejarah intelektual Barat selalu dimulai dari Yunani klasik. Tetapi hal itu bukan berarti bahwa tidak ada satu pun yang mempunyai pemikiran mendalam dibandingkan para pemikir Yunani klasik. Filosof Yunani klasik meletakkan kategori-kategori dasar filsafat yang menjadi asal mula metafisika. Metfisika merupakan bagian filsafat yang mempertanyakan “Bagaimana duni ini dibuat”, dan “Apa yang menjadi substansi tertinggi dari semua relitas?”. Selain itu, sejarah kemenangan Yunani atas serangan-serangan bangsa lain seperti Persia, membuat rakyat Yunani bisa terus berpetualang untuk menghasilkan jenis pemikiran-pemikiran besarnya. Salah satu pemikiran yang dihasilkannya adalah mengenai ilmu jiwa atau yang sering kita sebut psikologi. Sebelum psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan pada tahun 1879,   psikologi (atau tepatnya gejala-gejala kejiwaan) dipelajari oleh filsafat dan ilmu faal.