Langsung ke konten utama

Artikel yang di sampaikan oleh prof.H.Ali Aziz,M.Ag

GURU 3K

Oleh: Prof Dr Moh Ali Aziz, M, Ag
Penulis Buku 60 Menit Terapi Shalat Bahagia

Bulan ini, saya bersyukur kedatangan tiga guru spiritual. Mereka bukan ustad yang biasa mengumandangkan ratusan hafalan ayat Al Qur’an dan hadis nabi. Bukan juga pemimpin kelompok dzikir dengan peci putih di kepala dan tasbih melingkar di jari tangan. Tidak satu ayat atau hadispun terucap dari mulut tiga tamu itu. Tapi, sungguh beberapa kata yang disampaikan di tengah pembicaraan itu  membuat saya sangat haru, sekaligus memperoleh banyak pelajaran. Pertama, orang buta (63 tahun) yang datang jauh dari Lumajang (90 km dari Surabaya). Kedua, pengidap tumor ganas dan gangguan jantung (67 tahun) dari Surabaya. Ketiga, tamu dari Sidoarjo (64 tahun), yang sebelumnya ia tidak bisa berjalan selama lima tahun karena mengalami penyempitan pembuluh darah di balik kedua betisnya.

Ketiga tamu itu datang pada waktu dan tempat yang berbeda, tapi memberi pelajaran yang sama: keikhlasan, keridloan dan kepasrahan.  “Saya ikhlas. Senang saja menerima cobaan ini. Saya tidak minta sembuh. Terserah saja apa kehendak Allah,” inilah inti jawaban mereka ketika saya tanya, “Apa bapak meminta sembuh dari penyakit berat ini?”. Luar biasa.  Itulah penggalan kalimat yang membuat saya merinding dan meneteskan air mata tanpa terasa.

Kehebatan mereka terletak pada penguatan mindset, sehingga mereka “meminum yang pahit dengan rasa manis”. Sekalipun demikian, saya ingin menambah semangat kebahagiaan disamping apresiasi besar. Kepada “guru” pertama yang buta, saya mengatakan, “Saya yakin, bapak adalah orang pertama yang melihat cahaya surga. Orang pertama pula yang diberi kesempatan memandang keindahan “wajah” Allah di akhirat kelak. Sebab, bapak telah terbebas dari dosa mata, dan tercabut dari keindahan alam semesta. Dengan kebutaan, bapak telah memperoleh ketajaman atau kepekaan telinga mendengar kalam Allah.

Kepada “guru” kedua, saya berbagi, “Keriangan bapak menerima tumor sebagai kado dinar dari Allah pasti ampunan dosa dari-Nya, melebihi pengampunan dari ibadah umrah dan haji puluhan kali.” Bagi saya, riang menerima cobaan bernilai lebih tinggi dari kesabaran.  Sakit sedikit karena tertusuk duri di jalan saja sudah mendatangkan ampunan, kata Nabi SAW.  Apalagi gangguan jantung dan tumor. Sekian lama merasakan sakit fisik. Ratusan juta rupiah ia dikeluarkan untuk pengobatan. Di akhir pertemuan, pria lansia itu masih berpesan, “Saya sehat lebih dari 60 tahun. Maka jika saya sakit hanya tiga tahun, tidaklah pantas bagi saya untuk membesar-besarkan penyakit dan melupakan kesehatan yang dianugrahkan sekian lama.

Kepada “guru” ketiga, saya tidak hanya haru tapi juga kaget. Setelah menguatkan ridla dan keikhlasan menerima kelumpuhan kaki dan pembulatan pasrah kepada Allah dengan puncak kepasrahan dalam rukuk dan sujudnya, tiba-tiba ketika adzan shubuh, Selasa (lupa tanggal) April 2013 itu, ia bisa berjalan sampai ke masjid untuk shalat berjamaah, sekalipun dengan sedikit menyeret kaki. “Dulu saya tiada henti meminta sembuh. Tapi setelah lama tidak sembuh, saya ikhlas dan ridlo saja. Saya bulatkan lagi kepasrahan kepada Allah dalam setiap rukuk dan sujud saya.  Ternyata, di saat demikian, justru diberi kesembuhan,” katanya dengan wajah sumringah.

Salam takdzim untuk ketiga “guru” saya. Saya bertekad menyontoh keikhlasan, keridloan dan kepasrahan mereka.  Saya kirimkan satu hadis Nabi berikut sebagai hadiah dan kenang-kenangan perjumpaan dengan mereka.  “Suatu saat, Ibnu Abbas berkata kepada ‘Attha’ bin Abi Rabah, “Maukah kamu saya tunjukkan perempuan calon penghuni surga?” “Tentu, dengan senang hati,” jawan ‘Atha’. Lalu Ibnu Abbas menunjuk ke arah perempuan berkulit hitam, dan berkata, “Dia pernah mengadu kepada Nabi SAW, “Wahai Nabi, aku punya penyakit ayan, dan terbuka auratku ketika itu. Berdoalah untuk kesembuhanku.” Nabi SAW menjawab, “Jika mau, bersabarlah dan surga pasti untukmu. Tapi jika tetap ingin sembuh, saya akan berdoa untuk kesembuhanmu.” Perempuan itu menjawab, “Aku memilih sabar, wahai nabi. Hanya doakan aku, agar auratku tidak terbuka ketika ayan” Lalu Nabi SAW berdoa (sesuai harapan si tamu). (HR Bukhari Muslim dari ‘Atha’ bin Abi Ribah r.a) (Dalilul Falihin, Juz I: 119).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah asosiasi psikologi

BAB II PEMBAHASAN A.     Tentang Psikologi yang Dipengaruhi oleh ilmu Pengetahuan Alam (Fa’al) : Psikologi ini diterangkan secara kausal,fisiologi dihubungkan oleh psikologi. Psikologi yang Dipengaruhi oleh ilmu Pengetahuan Alam,lahir pada abad 17 yang dimulai dengan lahirnya psikologi asosiasi.Dimana cirri psikologi yang dipengaruhi oleh IPA antara lain [1] 1.       Psikologi Unsur 2.       Bersifat menerangkan secara kausal 3.       Menggunakan metode analis sintesis 4.       Sensualitas (indra) 5.       Kurang memperhatikan aktivitas aku 6.       Bersifat kuantitas. 7.       Mekanistis Jadi Psikologi ini lahir pada tahun 1700-1900. Nah,jadi disini apabila psikologi diatas tahun 1900 bukan psikologi yang dipengaruhi oleh ilmu fa’al,melainkan psikologi modern. B.      Psikologi yang Dipengaruhi oleh ilmu Pengetahuan Alam v   Psikologi Asosiasi Psikologi asosiasi dimunculkan oleh John Locke pada abad ke 17. Pada saat itu psikologi asosiasi menjadi sa

Sejarah Dakwah Di Asia Tengah, Selatan, India, Pakistan dan Banglades

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Di dunia ini agama yang paling banyak di anut oleh umat manusia setelah agama Kristen yaitu agama Islam. Kita tahu bahwa yang namanya umat Islam tidak hanya di Indonesia saja, akan tetapi di belahan dunia yang lainnya mulai dari dunia bagian barat, timur, utara dan selatan, pasti ada orang-orang yang memeluk agama islam. Sebagaimana yang di ajarkan oleh Nabi Mihammad SAW kepada umatnya, bahwa agama Islam ini adalah agama yang di ridhai olah Allah dan bahkan kita akan selamat di dunia dan di akhirat jika benar-benar kita menjalankan agama Islam. Dengan gagah berani Rasulullah menyebarkan agama Islam ini di tengah-tengah masyarakat jahiliyah yang sangat bengis dan kejam, tapi Rasulullah selalu bersemangat menyebarkan agama Islam ini kepada seluruh umat manusia dan seluruh penjuru dunia. Tadi dikatakan bahwa agama Islam ini untuk seluruh umat manusia maka Allah memerintahkan harus di sebar luaskan ke seluruh umat manusia. Dan ketika

Makalah Sejarah Lahirnya Psikologi

BAB I PENDAHULUAN A.       LATAR BELAKANG Pada dasarnya sejarah intelektual Barat selalu dimulai dari Yunani klasik. Tetapi hal itu bukan berarti bahwa tidak ada satu pun yang mempunyai pemikiran mendalam dibandingkan para pemikir Yunani klasik. Filosof Yunani klasik meletakkan kategori-kategori dasar filsafat yang menjadi asal mula metafisika. Metfisika merupakan bagian filsafat yang mempertanyakan “Bagaimana duni ini dibuat”, dan “Apa yang menjadi substansi tertinggi dari semua relitas?”. Selain itu, sejarah kemenangan Yunani atas serangan-serangan bangsa lain seperti Persia, membuat rakyat Yunani bisa terus berpetualang untuk menghasilkan jenis pemikiran-pemikiran besarnya. Salah satu pemikiran yang dihasilkannya adalah mengenai ilmu jiwa atau yang sering kita sebut psikologi. Sebelum psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan pada tahun 1879,   psikologi (atau tepatnya gejala-gejala kejiwaan) dipelajari oleh filsafat dan ilmu faal.